Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat tidak dapat dipertahankan selamanya. Bila terjadi penurunan dalam dua kuartal berturut-turut, maka negara tersebut akan mengalami resesi. Secara umum ekspansi dan pertumbuhan ekonomi sebuah negara akan dipengaruhi oleh berbagai situasi yang terjadi.
Penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan biasanya dipicu oleh berbagai faktor yang kompleks yang saling terkoneksi,seperti dilansir dari laman Business Insider. Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya resesi ekonomi pada sebuah negara.
Deflasi
Deflasi adalah lawan dari inflasi, kondisi dimana harga produk dan aset turun karena adanya penurunan permintaan yang besar. Saat permintaan mengalami penurunan, harga sebuah produk juga akan turun karena penjual ingin menarik pembeli agar produk kembali laku.
Dalam situasi seperti ini, biasanya pembeli menunda membelanjakan uangnya menunggu harga penawaran harga yang lebih rendah lagi. Hal ini melahirkan efek spiral yang terus menurun atau aktivitas ekonomi melambat hingga mengakibatkan banyaknya pengangguran karena banyak perusahaan tak kuat membayar gajinya.
Suku bunga tinggi
Saat suku bunga tinggi maka harga kebutuhan tersier jadi jadi lebih mahal. Biasanya dapat dilihat dari harga rumah dan mobil yang melambung tinggi. Kondisi ini membuat perusahaan mengurangi pengeluaran dan rencana pertumbuhan ekonomi lainnya karena biaya yang terlalu tinggi. Hal ini sudah dipastikan bisa mengakibatkan perekonomian menyusut.
Hilangnya kepercayaan konsumen
Dalam keadaan tertentu, konsumen mengkhawatirkan kestabilan ekonomi yang membuat mereka mencoba menarik uang mereka dan memilih untuk menyimpan uang.
Bila kondisi ini terjadi pada lebih dari setengah penduduk negara, bisa jadi resesi tak dihindarkan lagi. Karena hampir 70% dari PDB (Produk Domestik Bruto) bergantung pada belanja konsumen. Bila negara mengalami situasi ini maka kemungkinan besar seluruh perekonomian dapat melambat secara drastis.
Gelembung aset
Sebuah negara mengalami situasi gelembung aset ketika harga barang-barang yang bisanya menjadi aset jangka panjang seperti saham teknologi dot-com atau real estat sebelum Great Recession naik dengan cepat. Hal ini dikarenakan pembeli percaya barang-barang aset tersebut harganya akan terus meningkat.
Namun, kemudian gelembung tersebut pecah dan banyak orang kehilangan produk asetnya yang ada di atas kertas kemudian ketakutan massal secara ekonomi muncul yang mengakibatkan banyak orang dan perusahaan menarik uang yang harusnya dibelanjakan sebagai pengeluaran. Kondisi ini menjadi jalan terjadinya resesi.
Guncangan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat tersendat akibat adanya guncangan ekonomi. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya peristiwa tak terduga yang menyebabkan gangguan pada kestabilan ekonomi secara luas, seperti bencana alam atau serangan teroris. Contoh terbaru situasi ini adalah pandemi Covid-19 yang memporak-porandakan ekonomi seluruh negara di dunia.